Printer 3D
Printer 3D adalah teknologi percetakan terbaru , printer 3D ini mungkin akan sangat berguna di masa depan, dimana saat ini masih banyak yang menggunakan printer - printer pada umumnya. Cara kerja dari printer ini yang mirip dengan printer laser yang membuat objek dari beberapa layer atau lapisan yang dicetak secara bertumpuk di atas lapisan sebelumnya.

Printer ini bisa membuat benda 3D. Teknologi Printer 3D ini mulai di kembangkan pada tahun 1980an, namun baru di perkenalkan pada tahun 2010-an dan masih di kembangkan sampai sekarang, printer ini di buat oleh Chuck Hull dari lembaga riset dan pengembangan 3D Systems Corp saat tahun 1984. Pada awal printer ini digunakan oleh perusahaan perusahaan otomotif , tapi sekarang sudah di pakai untuk membuat mainan , patung , atau miniatur.
Printer ini juga terdapat beberapa ukuran antara lain :
1. Large 3D Printer
Yang pertama, Printer 3D ini dikembangkan untuk industri, pendidikan, dan penggunaan demonstratif. Delta-style printer 3D ini dibangun pada tahun 2014 oleh SeeMeCNC. Printer ini mampu membuat obyek dengan diameter hingga 4 kaki (1,2 m) dan sampai 10 kaki (3,0 m) tinggi. Ia juga menggunakan biji plastik sebagai bahan baku, bukan filamen plastik khas digunakan dalam printer 3D lainnya.

Tipe lain dari printer besar adalah Big Area Additive Manufacturing (BAAM). Tujuannya adalah untuk mengembangkan printer yang dapat menghasilkan sebuah objek besar dengan kecepatan tinggi. Sebuah mesin BAAM dari Cincinnati Incorporated di dapat menghasilkan suatu objek pada kecepatan 200-500 kali lebih cepat dari printer 3D khas tersedia di 2014. mesin BAAM lain sedang dikembangkan oleh Lockheed Martin dengan tujuan untuk mencetak objek panjang hingga 100 kaki (30 m ) untuk digunakan dalam industri aerospace.
2. Microscale and nanoscale 3D printing.
Yang kedua, adalah Micro electronic device fabrication printer 3D ini dapat digunakan untuk melakukan pencetakan 3D benda nano-size(benda berukuran kecil. benda cetak seperti ini biasanya tumbuh pada substrat padat, misalnya silikon wafer, yang mereka mematuhi setelah mencetak karena mereka terlalu kecil dan rapuh untuk dimanipulasi pasca konstruksi.
Dalam satu teknik, struktur nano 3D dapat dicetak oleh fisik bergerak stensil masker dinamis selama proses pengendapan material, agak analog dengan metode ekstrusi 3D printer tradisional. Struktur nano Programmable-height dengan resolusi sekecil 10 nm telah diproduksi dengan cara ini, oleh deposisi uap fisik logam melalui piezo-aktuator dikontrol topeng stensil memiliki nanopore digiling dalam membran silikon nitrida.
Metode lain meningkatkan proses photopolymerization pada skala yang lebih kecil, menggunakan laser halus berfokus dikendalikan oleh cermin disesuaikan. Metode ini telah menghasilkan objek dengan resolusi fitur 100 nm.
Cara Kerja Printer 3D
Model objek 3D
Model dari objek 3D dapat dirancang menggunakan bantuan berbagai software desaign komputer yang menghasilkan berbentuk 3D. Proses ini menganalisis bentuk asli dari objek nyata yang akan dibuat dengan sedetail mungkin kemudian diproyeksikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Anda dapat membuat bentuk apapun asal masih sesuai ukurannya dengan printer.
Printing
Dalam proses printing atau pencetakan ini menggunakan prisip dari Additive Layer (cetakan berlapis). Diawali mesin membaca bentuk model rancangan objek 3D yang telah dibuat kemudian mulai mulai mencetak lapisan demi lapisannya secara bertumpuk.
Finishing
Pada proses finishing ini akan menyempurnakan hasil cetakan secara lebih detail. Dalam proses ini dapat juga menggunakan teknik multiple material maupun multiple color (campuran bahan lain maupun perpaduan warna).